Pelajaran Agama Kristen Kelas 9 Bab XI
Pengembangan Diriku Untuk Pelayanan Bagi Sesama
Bahan Alkitab: Matius 22:37-40; Roma 12:1
A . Pendahuluan
Kegiatan 1: Belajar dari Nick Vujiick
Berdoa
Tuhan Yesus, Tuhan pemelihara hidup Kasih-Mu sungguh nyata kami rasakan
Engkau Tuhan yang menjaga dan membentuk kehidupan kami Pada saat ini, kami
memohon tolonglah kami untuk dapat mensyukuri lebih dalam akan
penyertaan-Mu dalam setiap perkembangan kami sehingga dengan Roh-Mu yang
kudus kami dimampukan untuk mengembangkan diri kami bagi pelayanan
terhadap sesama seturut kehendak-Mu Amin.
Bernyanyi Menyanyikan lagu Kidung Jemaat 367 : 1 :
“Pada-Mu Tuhan dan Allahku”
Padamu Tuhan dan Allahku,
Ku persembahkan hidupku
Dari-Mu jiwa dan ragaku hanya dalam-Mu
Ku teduh Hatiku yang Engkau pulihkan,
Pada-Mu juga ku berikan.
Setelah membaca kisah Nick Vujicik dan menyanyikan lagu KJ 367:1 “Pada-MU Tuhan dan Allahku” bersama guru dan teman-temanmu berikanlah komentarmu.
a. Pesan apa yang sangat menyentuh yang saya dapatkan?
b. Pembelajaran apa yang dapat diteladani mengenai pelayanan kepada
sesama dari Nick Vujicik?
c. Spiritualitas yang seperti apakah yang dimiliki Nick Vujicik?
B.
Masa Remaja : Masa Transisi
Bagaimana pengalaman dan pendapatmu tentang remaja? Masa remaja adalah
masa yang indah, namun juga masa yang penuh dengan gejolak. Beberapa aspek
perubahan pada diri remaja di masa transisi menurut Wayne Rice dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1.
Masa transisi. Dalam masa ini remaja banyak mengalami perubahan secara
fisik dang mengalami berbagai gejolak yang kadang-kadang terlihat seperti
tidak normal. Misalnya: seorang remaja begitu mudah berubah dalam waktu
yang singkat, tiba-tiba senang dan tiba-tiba merasa sedih, tiba-tiba
bersemangat dan tiba-tiba merasa tak punya semangat. Pada umumnya masa
remaja dikenal dengan masa pencarian jati diri. Pada masa inilah seorang
anak mencoba meninggalkan hal-hal yang kekanak-kanakan dalam usahanya
untuk menemukan identitasnya.
2.
Masa bertanya. Pada masa ini remaja mengalami perkembangan dalam ranah
kognitifnya. Umumnya mereka mulai mempertanyakan banyak hal yang sudah
diajarkan kepada mereka. Mereka tidak percaya pada semua hal yang pernah
dikatakan/diajarkan, baik dari orang tua maupun guru. Mereka ingin
mengerti bagi diri mereka sendiri. Misalnya kepercayaan tentang Allah dan
Kristus di dalam Alkitab mulai diragukan. Dalam masa ini, remaja
membutuhkan jawaban yang jujur dan pasti.
3.
Masa keterbukaan. Pada masa ini remaja sangat terbuka terhadap ide[1]ide serta bimbingan. Bagi kebanyakan mereka, usaha untuk mencari/
mendapatkan identitas baru merupakan proses yang penuh dengan coba[1]coba yang menyebabkan karakteristik mereka sulit ditebak. Mereka akan
menerima suatu hal di satu kesempatan dan dapat menolaknya sama sekali di
lain kesempatan.
4.
Masa mengambil keputusan. Remaja yang berada di usia 12-15 tahun belum
siap untuk mengambil keputusan penting dalam hidupnya. Tetapi bagi
sebagian remaja yang lain, keputusan yang penting sangat mungkin terjadi
dan mungkin saja tetap berfungsi sampai pada akhir hidup.
Selama menjalani perkembangan, remaja diharapkan dapat mencapai hal-hal
tertentu yang menjadi tantangan pada usia tersebut. Memang seringkali
banyak remaja tidak mampu menerima keadaan dirinya. Tetapi semakin cepat
remaja menerima keberadaan diri, maka semakin cepat pula mereka
beradaptasi dan berkembang ke arah positif.
Beberapa keadaan tertentu yang perlu dihadapi remaja antara lain:
a.
Menerima keadaan fisiknya.
Memasuki remaja setiap orang akan mengalami berbagai perubahan fisik.
Kadang-kadang perubahan ini tidak sesuai dengan harapan diri remaja itu
dan juga lingkungan sosialnya. Misalnya, muncul pertanyaan, “Mengapa tubuh
saya tidak setinggi Tomas? Bila perubahan fisik terjadi tidak sesuai
harapan, remaja cenderung untuk kecewa. Tentang ini remaja perlu menyadari
bahwa setiap pertumbuhan fisik yang ia alami merupakan karunia Tuhan yang
patut disyukuri. Tidak ada seorang manusia pun yang sempurna. Hal ini akan
membantu remaja untuk dapat melihat dirinya tidak hanya sebatas pada
kekurangannya, tetapi membuat remaja dapat melihat bahwa ia sendiri
mempunyai kelebihan-kelebihan yang patut diterima dan dikembangkannya.
b.
Mengetahui dan menerima kemampuan diri.
Masa remaja adalah masa yang produktif. Ini adalah masa yang tepat untuk
belajar dan mencari tahu kemampuan diri, menerimanya dan mengembangkannya
bagi pelayanan kepada sesama. Tanyakanlah kepada orang-orang terdekat kamu
seperti anggota keluarga, teman dekat, agar dapat kamu mengetahui dan
menemukan kemampuan dirimu untuk terus dikembangkan. Kamu juga dapat
mencari tahu sendiri minat dan bakat kamu. Misalnya olah raga, bermain
musik, mengarang (novel, cerpen, puisi), melukis, memotret, berbicara di
depan umum, dan lain-lain.
c. Memantapkan kepribadian dengan nilai dan norma yang positif
Masa remaja adalah fase terpenting dalam pembentukan nilai, termasuk
nilai-nilai pelayanan sosial. Pembentukan nilai merupakan suatu proses
emosional dan intelektual yang sangat dipengaruhi oleh interaksi sosial.
Pada masyarakat yang majemuk dan modern, terdapat banyak sistem nilai yang
bertentangan satu dengan yang lain. Nilai-nilai dan arti didapat remaja
dari orang-orang penting antara lain: guru, pemimpin kelompok, pembina
pramuka, orang tua. Pada masa ini remaja sedang merenggangkan diri dari
orang tua sehingga pengaruh pemimpin kelompok teman sebaya lebih besar
dibandingkan dengan pengaruh orang tua dalam hal penerimaan nilai.
Bagaimana caranya kamu dapat berkembang dengan nilai-nilai positif yang
juga dipengaruhi oleh lingkungan yang baik?
Kegiatan 2: Analisis Diri Berikanlah pendapatmu berdasarkan pengalaman
tentang hal berikut!
1.
Amatilah dirimu, sejak kamu memasuki bangku Sekolah Menengah Pertama
(SMP).
a. Aspek Fisik
..............................................................................................
b. Aspek Mental
..........................................................................................
c. Aspek Sosial
............................................................................................
d. Aspek Spiritual
........................................................................................
2. Masa transisi apakah yang sangat berkesan yang kamu alami sampai saat
ini?
3. Bagaimana pendapatmu bahwa ternyata Tuhan menghendaki perkembangan
dirimu juga berguna dalam pelayanan bagi sesama?
C. Orang Kristen di Tengah Gereja dan Lingkungan Sosial
Kita berada di tengah-tengah komunitas Kristen atau gereja. Oleh karena
itu penting bagimu untuk memahami hakikat gereja, meskipun dalam
pembelajaran awal hal ini sudah banyak dibahas. Tetapi dalam pembelajaran
ini akan kita kaitkan dengan pelayanan bagi sesama. Dalam Bab 1 sudah
dijelaskan makna gereja. Gereja ada sebab Tuhan Yesus memanggil orang
menjadi murid-Nya. Selain itu, gereja memiliki tugas atau yang sering
dikenal dengan “tiga tugas pangilan gereja”. Hal ini terlihat dalam
peristiwa di mana Tuhan Yesus menyuruh muridnya untuk pergi dan menjadikan
semua bangsa murid-Nya (Mat. 28:19) dan perintah untuk menjadi saksi
sampai ke ujung bumi (Kis. 1:8).
Gereja memiliki tritugas atau panggilan yaitu bersaksi (koinonia),
bersekutu (marturia) dan melayani (diakonia).
a. Bersekutu (Koinonia)
Setiap orang yang percaya kepada Kristus dipanggil untuk bersekutu.
Dengan bersekutu setiap orang dapat saling menjaga, mengasihi, dan saling
membangun di dalam iman kepada Kristus. Hal bersekutu dapat dilihat dalam
bentuk-bentuk doa bersama, kebaktian bersama, persekutuan keluarga, dan
lain-lain. Pada gilirannya hal tersebut akan dibawa ke lingkungan sosial
yang lebih luas, dan orang Kristen dipanggil untuk mengembangkan
persekutuan-persekutuan yang dibutuhkan oleh lingkungannya.
b. Bersaksi ( Marturia)
Tugas gereja adalah bersaksi tentang penyelamatan Allah kepada orang[1]orang yang belum mengetahuinya. Bersaksi dapat dilihat dalam bentuk[1]bentuk penyampaian Injil, atau dengan menjalani kehidupan yang penuh
damai dan kasih dengan sesama. Bersaksi dapat dilihat dan diwujudnyatakan
dalam tindakan-tindakan yang menyaksikan kebaikan Tuhan dalam hidup
seseorang.
c. Melayani (diakonia)
Gereja dipanggil tidak hanya untuk bersekutu dan bersaksi tetapi juga
untuk melayani sesama. Hal melayani adalah bentuk nyata yang sangat
diperlukan untuk mewujudkan kasih kepada sesama. Pelayanan yang sejati,
telah dilakukan oleh Tuhan Yesus dan menjadi teladan utama bagi kita
semua. Hal tersebut dapat dilihat di dalam kisah Tuhan Yesus melayani
murid-murid-Nya dengan membasuh kaki mereka (Yoh. 13:1-17).
Seluruh anggota komunitas Kristen, termasuk kamu sebagai remaja Kristen
memiliki peran yang harus dimainkan berkaitan dengan tritugas panggilan
gereja. Setiap orang Kristen dipanggil untuk menjadi pelaku aktif firman
Tuhan lewat kesaksian hidupnya di tengah lingkungan sosial. Hal itu dapat
dilakukan sebagai pribadi maupun bersama orang Kristen orang lain dengan
menampilkan tindakan dan gerakan untuk melindungi sesama manusia serta
seluruh alam ciptaan.
Setiap orang Kristen dipanggil untuk mengembangkan spiritualitas “manusia
baru” yang sudah dikuduskan oleh Tuhan di tengah-tengah masyarakat.
Spiritualitas seperti ini akan membangun lingkungannya sesuai dengan
tuntunan Roh Kristus. Spiritualitas tersebut akan memampukan orang Kristen
menumbuhkan kasih yang sungguh-sungguh kepada Allah, pada saat yang sama
secara aktif dapat peduli kepada sesamanya sebagaimana Tuhan melihat dan
mengasihi mereka. Spiritualitas seperti ini akan melahirkan kesatuan yang
utuh antara kehidupan rohani dan aktivitas sosial. Terdorong oleh
spiritualitas seperti itu, orang Kristen dimampukan untuk terlibat dan
menunaikan tugas mereka bagi gereja dan dengan semangat Injil memberi
sumbangsih bagi lingkungannya.
Ada orang Kristen yang kehidupannya terpisah atau terbelah. Pada satu
pihak mereka memiliki “kehidupan rohani” dengan tuntutan-tuntutannya, di
pihak lain memiliki “kehidupan duniawi” di dalam keluarga, sekolah, tempat
pekerjaan, atau yang memiliki hubungan dengan lingkungan sosial. Hal ini
tidak boleh terjadi. Kedua kehidupan itu harus dipersatukan, dengan firman
dan kehendak Tuhan sebagai titik rujukan.
Kegiatan 3: Wawancara Tokoh
Wawancarailah tokoh agama di lingkunganmu (pendeta, majelis, atau yang
lain)!
Beberapa pedoman wawancara disediakan untuk kamu.
a. Apa sajakah bentuk-bentuk pelayanan sosial yang sudah dilakukan
gereja/ jemaat bagi lingkungan? b. Apa yang mendasari pelayanan gereja
bagi sesama?
c. Hal-hal apa yang menonjol yang dialami oleh sesama di lingkungan
gereja/ jemaat?
d. Apa yang dipelajari gereja/orang Kristen dalam proses melayani sesama.
D. Keterlibatan Sosial Berlandaskan Iman Kristiani
Hidup kita di tengah-tengah lingkungan sosial sudah seharusnya dilandasi
oleh iman dan ketaatan untuk melakukan kehendak Tuhan bagi pembaharuan
lingkungan. Untuk itu dibutuhkan pembaharuan dalam tingkat personal maupun
sosial yang dapat merefleksikan nilai-nilai kehidupan, keadilan,
perdamaian, ketaatan, solidaritas, ketulusan, dan keterbukaan. Pembaharuan
seperti itu adalah tuntutan kristiani yang berat. Meskipun demikian, ada
jaminan dari pribadi yang sudah lebih dahulu menjalani dan menghadapi
situasi sulit sebagaimana yang kita hadapi saat ini. Pribadi tersebut
adalah Tuhan Yesus sendiri. Ia berjanji kepada kita, “Aku menyertai kamu
senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat. 28:20).
Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa Allah telah memberikan kepada kita
suatu kesempatan untuk mengatasi masalah, kejahatan, dan menggapai
kebaikan dan kehendak Tuhan. Untuk itu Kristus telah menebus umat-Nya
dengan memberikan diri-Nya secara utuh, dan harganya telah lunas dibayar
(1 Kor. 6:20). Pemberian diri Kristus bagi kita manusia merupakan landasan
dan inti komitmen kristiani kita, untuk memberikan harapan bagi lingkungan
kita. Karena penebusan Kristus, hal-hal yang lama “telah mati” dan kita
perlu mengembangkan sifat-sifat maupun kekuatan dalam pengharapan teguh
akan janji-janji Tuhan sambil terus mengembangkan diri dalam pelayanan
bagi sesama (bdk. Ef. 4:16).
Tujuan dari keterlibatan sosial kita adalah untuk menopang lingkungan
agar menjadi tempat yang layak bagi keberlangsungan kehidupan manusia
secara utuh (fisik, mental, sosial, spiritual). Untuk itu kita perlu
mengembangkan solidaritas. Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita bahwa kita
dipanggil untuk mengasihi sesama kita (Mat. 22:40, Yoh. 15:12). Kebenaran
ini juga berlaku bagi lingkungan sosial. Kasih yang sejati adalah perintah
sosial yang sangat penting. Kasih tersebut akan direfleksikan dengan cara
memahami dan menghormati sesamanya, dan hak-hak yang dimilikinya. Di dalam
relasi dengan Allah kasih menjadi nyata dan efektif dalam pelayanan bagi
sesama.
Kegiatan 4: Mendalami Alkitab
Bentuklah kelompok kecil yang terdiri dari 3 – 4 orang. Diskusikan dan
jawablah pertanyaan di bawah ini, kemudian presentasikan di depan kelas.
Berilah apresiasi dengan tepuk tangan untuk kelompok yang telah selesai
mempresentasikan hasil diskusinya.
Matius 22:37-40 37 Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu,
dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal
budimu. 38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. 39 Dan hukum yang
kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri. 40 Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat
dan kitab para nabi.”
Pertanyaan Kelompok:
a. Apa artinya mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan akal budi?
b. Apakah perbedaan antara mengasihi diri sendiri dan sikap egoistis?
c. Menurut kelompokmu apa yang dapat dilakukan oleh remaja secara konkret
untuk sesamanya?
E. Berperan Serta Secara Arif
Dalam perkembangan hidup kita, kita tidak terlepas dari lingkungan
sosial. Karena itu, remaja mau tidak mau perlu dan harus terlibat dalam
kehidupan bersama sesamanya. Mungkin banyak di antara kamu yang merasa
tidak perlu memikirkan dan terlibat dalam lingkup yang lebih besar. Peran
ini dijalankan oleh orang tua. Tetapi ketika memasuki masa remaja, kamu
akan melihat bahwa kini tiba waktunya untuk kamu pun ikut terlibat, dan
turut bertanggung jawab terhadap kehidupan sesama.
Ada beberapa tahap dalam menentukan langkah untuk memahami, menilai
keadaan, mengambil keputusan, dan mendorong suatu tindakan.
Ketiga tahapan tersebut adalah:
1.
Melakukan refleksi terhadap realitas yang ada. Di sini kita perlu
mendengarkan berbagai pendapat yang baik dan tajam.
2.
Melakukan evaluasi terhadap realitas tersebut dan menganalisisnya di
dalam terang rencana dan kehendak Tuhan.
3.
Mengambil keputusan berdasarkan langkah-langkah terdahulu.
Tindakan yang bijaksana memungkinkan kita untuk mengambil keputusan yang
baik dan konsisten dengan keyakinan iman kita. Di sinilah terlihat
keterkaitan antara kearifan kristiani dan pengembangan diri remaja untuk
pelayanan bagi sesama. Akan lebih baik lagi apabila gereja kamu memiliki
program-program yang melibatkan remaja. Misalnya, gereja melibatkan remaja
untuk membuat karya-karya dan pelayanan bermakna bagi sesama. Remaja
dilibatkan untuk mengembangkan bakatnya, dengan membuat kerajinan tangan,
membuat lagu, trampil mendengarkan sesama, menyampaikan firman Tuhan, dan
lain-lain.
Kegiatan 5: Membuat Karya
Siswa membuat hasil karya tentang keterlibatan bagi sesama, dengan
beberapa alternatif sebagai berikut:
Alternatif 1: Membuat pembatas Alkitab berisi komitmen untuk mengikuti kehendak Tuhan menjadi remaja yang terlibat dalam pelayanan bagi sesama.
Alternatif 2: Membuat gambar, puisi, doa, teks lagu, lukisan yang berisi ajakan untuk terlibat secara aktif bagi sesama. Tempelkan di majalah dinding sekolah.
Alternatif 3: Buatlah kliping tentang keterlibatan remaja dalam pelayanan sosial atau pelayanan bagi sesama.
F. Peran Serta Remaja untuk Pelayanan bagi Sesama
Dalam Bahasa Inggris kata “tanggung jawab” berarti responsible dibentuk
dari dua kata yaitu response (= jawaban) dan able (= mampu). Jadi, kata
responsible dapat diartikan sebagai “mampu menjawab akibat-akibat yang
ditimbulkan oleh tindakan kita”. Hal ini sama dengan arti kata tanggung
jawab dalam bahasa Indonesia yang juga mengacu kepada kemampuan dan
kesediaan seseorang untuk menanggung akibat-akibat yang ditimbulkan oleh
perbuatannya.
Kehadiran orang Kristen termasuk remaja dalam kehidupan sosial dicirikan
oleh pelayanannya. Pelayanan adalah tanda dan ungkapan kasih kristiani
yang dapat dirasakan dalam kehidupan keluarga, gereja, dan kehidupan
sosial di masyarakat sesuai dengan kemampuan dan talenta pemberian Tuhan.
Pelayanan yang dilakukan dengan baik dan tepat dapat ikut memecahkan
masalah-masalah sosial. Bahkan pelayanan sosial dapat menjadi kesaksian
yang hidup dan konsisten dengan ajaran kristiani.
Di tengah dunia yang semakin kompleks dan pluralistik, kita dipanggil
untuk membuka diri melalui kesaksian mereka, bekerjasama dengan semua
orang dalam memikul tanggung jawab kita sebagai warga masyarakat dan
dunia. Kita dipanggil untuk turut bertanggung jawab membantu semua orang,
apapun juga agama dan keyakinan mereka. Dengan demikian akan menjadi nyata
peranan iman Kristen dalam meningkatkan kesejahteraan sosial dan martabat
manusia yang luhur.
Adapun bentuk tanggung jawab komitmen sosial kita dapat wujudkan dalam
dua bentuk yaitu:
a. Komitmen untuk membaharui diri secara mental. Pembaharuan mental
seharusnya memang mendahului komitmen untuk memperbaiki lingkungan.
b. Dari pembaharuan mental akan muncul kepedulian terhadap orang-orang di
lingkungan kita. Kepedulian tersebut dapat membantu kita untuk memahami
tanggung jawab dan komitmen kita untuk “menyembuhkan” lingkungan kita,
lembaga, struktur dan kondisi yang berhubungan dengan martabat manusia,
sehingga setiap manusia betul-betul dapat dihormati dan seluruh alam
semesta dapat dipulihkan.
Di atas telah dijelaskan bahwa perkembangan remaja tidak terlepas dari
konteks kehidupan di tengah sesama. Kita adalah bagian dari gereja dan
tinggal di tengah masyarakat. Namun banyak remaja yang enggan memenuhi
tanggung jawabnya untuk melayani sesama. Mereka lebih memilih untuk
menjalani masa remajanya dengan melakukan hal-hal yang negatif, yang
mendukakan Tuhan, seperti mengkonsumsi minuman keras, narkoba, hingga
kepada seks bebas yang dapat mengakibatkan berbagai jenis penyakit. Mereka
tidak peduli dengan kemampuan diri mereka, potensi diri mereka yang
seharusnya perlu digali, dikembangkan demi pelayanan untuk sesama.
Kegiatan 6: Penilaian Diri
a.
Tanggung jawab remaja bagi sesama”
b.
b. Lengkapilah bagian yang kosong di bawah ini!
Roma 12: 1 “ Karena ………………. kemurahan Allah ……………. menasihatkan kamu ………………………………………………..mempersembahkan……………………………persembahan…………………dan …………………………….... kepada ………………………………….”
c.
c. Paham dan refleksikanlah makna ayat tersebut bagi kamu. Bicarakan
dengan teman di sampingmu.
G. Penilaian
1. Pernahkah kamu merasa dirimu kurang dibandingkan teman-teman kamu yang lain? Kalau ya, apakah itu? (Kurang cantik, kurang ganteng, kurang pintar, kurang tinggi, kurang kurus, kurang terkenal di antara teman-teman, kurang kaya, dan lain-lain.)
2. Setelah kamu membaca kisah Nick Vujicic, masih pantaskah kamu merasa dirimu kurang? Coba ceritakan kepada temanmu sebangku! Kalau ada siswa yang duduk sendirian, ia boleh bergabung dengan temannya yang lain.
3. Di atas dikatakan, “Ada orang Kristen yang kehidupannya terpisah atau terbelah.” Berikan contoh-contohnya, dan jelaskan mengapa keadaan seperti ini tidak baik dan tidak diharapkan oleh Tuhan Yesus!
4. Sebutkan, program-program apa saja yang sudah pernah, atau yang dapat, dikembangkan oleh gerejamu untuk remaja-remaja di luar gereja yang ada di sekitarnya!
H. Rangkuman
Masa remaja adalah masa transisi yang penuh gejolak sebab secara
signifikan remaja tengah mengalami perkembangan baik segi fisik, mental,
intelektual, dan spiritual. Remaja Kristen dipanggil untuk terlibat dalam
pelayanan bagi sesama yang dikasihi Tuhan. Remaja Kristen diharapkan dapat
menerima keberadaan dirinya, mengetahui dan menerima kemampuan dirinya,
dan dapat mengembangkan diri untuk pelayanan bagi Tuhan dan sesamanya.
Anak-anak Tuhan perlu melakukan pelayanan kepada sesama dengan penuh
tanggung jawab, serta dengan pertimbangan secara arif.
I. Nyanyian Penutup Bernyanyi “Bagaikan Bejana“
Tidak ada komentar:
Posting Komentar