Materi Pelajaran Seni Budaya Kelas 9 Seni Grafis
BAB IX: SENI GRAFIS
A. Pengertian Seni Grafi
Seni grafis termasuk karya seni rupa dwimatra
yang dibuat untuk mencurahkan ide/gagasan dan emosi seseorang dengan
menggunakan teknik cetak, sehingga memungkinkan pelipat gandaan karyanya.
Istilah seni grafis dikenal juga dengan seni mencetak. Grafis berasal dari
bahasa Yunani, “graphein” yang berarti menulis atau menggambar (Diksi Seni
Rupa, Mikke Susanto hal 47). Istilah grafis dari bahasa Inggris adalah graph
atau graphic yang berarti dapat membuat tulisan, lukisan dengan cara ditoreh
atau digores. Cetakan yang dimaksud di sini adalah berupa negatif film yang
bisa menciptakan bentuk, gaya, warna, ataupun ragamnya yang sama.
Karya seni grafis umumnya dibuat di atas
kertas, pada teknik monotype, prosesnya mampu menciptakan salinan karya yang
sama dalam jumlah banyak, ini yang disebut dengan proses cetak. Seni grafis
diciptakan di atas permukaan yang disebut dengan plat (medium cetak), plat
yang dijadikan sebagai media ini meliputi papan kayu, logam, lembaran kaca
akrilik, lembaran linoleum atau batu litografi . Seni grafis lain yang disebut
dengan cetak saring menggunakan lembaran kain berpori (screen-printing) yang
direntang pada sebuah kerangka. Sehingga kegiatan mencetak merupakan suatu
cara memperbanyak gambar dengan alat cetak/acuan/klise. Alat cetak (klise)
tekniknya dengan menggores atau mencukil pada sekeping papan, logam, atau
bahan lainnya seperti plat logam (kuningan atau aluminium). Hasil cetakan
menunjukkan kreatifi tas maupun keterampilan penciptanya.
Hasil cukilan diolesi tinta dengan alat rol, kemudian dilekatkan pada selembar
kertas dan ditekan/press. Tinta dari acuan melekat pada kertas inilah yang
disebut dengan cetak grafis. Dewasa ini, tidak semua kegiatan mencetak
termasuk dalam kategori seni grafis. Sebab, pada zaman sekarang ini kegiatan
mencetak hanya memproduksi gambar/tulisan secara massal yang sering disebut
offset. Kegiatan offset seperti ini menggunakan percetakan modern. (tim Abdi
Guru, 2005: 42). Kegiatan mencetak dengan mesin ini mengacu pada seni pakai
maka berkembanglah sebuah seni mencetak yang mengacu pada seni pakai (applied
art) yang sebelumnya seni murni (pure art). Seni grafis di Indonesia awalnya
merupakan media alternatif bagi seniman yang telah mengerjakan bidang lainnya
seperti melukis atau mematung. Secara kronologis seni grafis muncul sekitar
tahun 1950- an tokohnya, Mohtar Apin, Haryadi Suadi dari Bandung, Suromo dan
Abdul Salam dari Yogyakarta. Membuat karya dengan teknik cukil kayu (woodcut)
dan kebanyakan dari karyanya merupakan poster perjuangan.
B. Jenis Karya Seni Grafis dan Teknik
Pembagian
jenis seni grafis dilakukan berdasarkan teknik pembuatannya. Bahan dan alat
yang dipakai juga beragam sesuai teknik yang digunakan. Jenis-jenis seni
grafis berdasarkan teknik pembuatannya dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Cetak tinggi (teknik cetak relief /teknik cukil)
Cetak tinggi menggunakan klise/ acuan/alat
cetak yang akan menghasilkan gambar dari bagian yang menonjol. Apabila alat
cetak dioles dengan tinta, bagian yang menonjol itu akan menerima tinta. Jika
klise/alat cetak itu ditempelkan pada kertas kemudian diangkat, maka tampaklah
gambar pada kertas. Stempel merupakan salah satu alat untuk mencetak gambar
atau tulisan dengan teknik cetak tinggi. Cetak Tinggi di sini dengan
memanfaatkan bentuk/permukaan yang paling tinggi dapat kita lihat adanya
gambar atau tulisan yang timbul yang nantinya akan menghasilkan suatu gambar
atau tulisan pada benda yang diberi warna
2. Cetak dalam (intaglio print)
Cetak dalam adalah seni cetak yang menggunakan
klise dalam, artinya bagian dalam menyerap tinta dan akan membekas pada
kertas. Jenis-jenis cetak dalam antara lain : etsa, mezzo tint, drypoint, dan
lain sebagainya. Cetak dalam dibuat dengan bahan cetakan dari aluminium atau
kuningan yang permukaannya ditoreh hingga menghasilkan goresan yang dalam.
Tinta lalu dituangkan, diratakan atau dirolkan pada bagian yang dalam
tersebut. Kertas yang sudah dilembapkan dengan air lalu diletakkan di atasnya.
Tinta akan melekat pada kertas dan terbentuklah gambar atau tulisan sesuai
yang diharapkan. Alat yang dipakai untuk menoreh dapat berupa pahat grafis,
paku, jarum, burin, atau logam runcing.
3. Cetak datar (Planography Print)
Cetak datar adalah teknik cetak yang
menggunakan klise datar dengan prinsip saling menolak dan menerima antara
tinta dan air. Cetak datar adalah memperbanyak hasil cetakan dengan media
permukaan yang datar. Teknik ini ditemukan pada abad ke-16 di Eropa. Klise
cetak ini menggunakan batu cadas (limestone) biasa disebut dengan lithography.
Selain batu, sekarang dapat juga menggunakan lempengan logam (seng) untuk
memperingan proses kerja. Planografi (Cetak Datar) di mana matrix permukaannya
tetap, hanya mendapat perlakuan khusus pada bagian tertentu untuk menciptakan
image/gambar. Teknik ini meliputi: litografi , monotype, dan teknik digital
salah satunya cetak offset.
4. Cetak saring
Cetak saring adalah salah satu teknik proses
cetak yang menggunakan layar (screen) dengan kerapatan serat tertentu. Cetak
saring dikenal dengan sablon atau senigrafi . Sablon tersebut banyak digunakan
untuk mencetak tulisan maupun gambar pada permukaan datar atau rata, misalnya
untuk mencetak tulisan atau gambar pada kertas, kaos, kain spanduk, undangan,
plastik, dan media lainnya. Kain screen ini direntangkan dengan kuat agar
menghasilkan layar dan hasil cetakan yang datar.
C. Berkarya Seni Grafis
1. Proses pembuatan cetak tinggi
Pembuatan gambar dengan teknik cetak tinggi
dapat menghasilkan karya yang menarik, yang berbeda dengan gambar atau lukisan
lain yang pernah kamu buat. Prinsip kerjanya adalah mendapatkan, ruang positif
(permukan yang timbul) dan negatif (permukaan yang cekung). Garis dan ruang
negatif yang dihasilkan cukilan tidak terkena warna, sebaliknya garis dan
ruang. Bidang yang timbul dikenai tinta positif terkena warna dan dipindahkan
ke permukaan bidang cetak. Bahan dan alat dalam cetak tinggi adalah sebagai
berikut.
a. Bahan yang terdiri dari:
• Papan sebagai alas
• Hardboard atau papan MDF
• Tinta atau cat cetak offset
• Kaos, kain, atau kertas
• Kalau perlu ditambah cat pengering agar pengeringan lebih cepat
b. Peralatan yang diperlukan:
• Pensil
• Gunting
• Pisau cutter
• Woodcut
• Roler/untuk meratakan warna
• Pahat atau pencungkil kayu, digunakan untuk membentuk gambar pada
plat/sebagai klise cetak
2. Cetak saring
a. Proses pembuatan cetak saring
1) Kerangka screen , bingkai yang terbuat dari kayu atau aluminium Screen
(kain kasa) atau Monyl merupakan kain berserat
yang berfungsi sebagai sarana untuk membentuk gambar
atau tulisan pada benda-benda yang akan
disablon.
2) Meja cetak, sebagai alas/tempat untuk melakukan penyablonan.
3) Rakel, digunakan untuk meratakan tinta di screen.
4) Obat sablon, emulsi (sensitizer).
5) Cat dan sari warna sablon
b. Proses Pembuatan Klise (film negative)
Ada dua hal
yang harus diperhatikan dalam pembuatan klise, yaitu memperhatikan bahan yang
digunakan dan teknik yang digunakan. Bahan yang digunakan harus transparan,
hal tersebut dimaksudkan agar pada saat penyinaran (pengeksposan) bagian yang
seharusnya tidak tembus oleh tinta akan terkena sinar secara utuh. Bahan yang
biasanya digunakan adalah kertas kalkir, film, dan mika film. Dalam menggambar
untuk membuat klise (film negative) ada beberapa teknik yang dapat digunakan,
yaitu:
1) Langsung pada screen.
Pada teknik ini setelah screen (kain kasa) diberi tulisan atau gambar/corak.
Untuk area yang diinginkan tidak tembus oleh tinta diberi emulsi yang dicampur
dengan sensitizer kemudian dijemur/penyinaran, setelah kering siap untuk
dipergunakan mencetak.
2) Negatif film
Proses ini
menggunakan kertas kalkir (transparan) atau kertas biasa yang sudah digambar.
Untuk jenis kertas biasa setelah digambar dilumuri dengan minyak goreng /
minyak tanah terlebih dahulu, dan dikeringkan sehingga menjadi transparan.
c. Proses afdruk pengekposan
Afdruk /pengeksposan/ penyinaran adalah proses
memindahkan gambar berupa selembaran kertas yang akan menjadi model/desain ke
screen dengan bantuan bahan yang disebut emulsi sablon. Berikut ini tahapan
afdruk, antara lain:
• Pelapisan (coating)
Meliputi proses pencampuran emulsi dengan sensitilizer (obat afdruk siap
pakai) dan mengoleskannya ke screen dengan menggunakan alat yang disebut
dengan coater (pelapis) bisa juga dipakai penggaris, tahap pengolesan ini
dilakukan di dalam ruang yang gelap.
• Pengeringan awal
Proses pengeringan ini bisa dilakukan dengan menggunakan bantuan hair dryer,
dengan didiamkan saja sampai kering sendiri atau menggunakan kipas angin.
Sebagai catatan dalam proses pengeringan ini usahakan agar tidak terkena sinar
matahari lansung atau lampu yang mengandung sinar ultra violet seperti neon,
tujuannya untuk mencegah agar cahaya tidak mengenai emulsi sehingga tidak bisa
digunakan untuk proses selanjutnya
• Penyinaran screen ke panas matahari atau lampu neon
Screen yang sudah kering dari larutan emulsi, lalu bagian bawah dialasi dengan
busa hitam, dan dibagian atas diletakkan klise negatif/kertas yang siap
diekpose, kemudian ditutup dengan kaca untuk mengekpos klise supaya menempel
rapat ke screen. Lakukan penyinaran sekitar 20 detik untuk cahaya terik dan 50
detik untuk cahaya matahari yang redup/sinar lampu neon
• Pembuatan klise
Semprot dengan air untuk menghilangkan bagian yang seharusnya berlubang pada
bagian screen yang kita desain, gunakan semprotan yang sesuai dan dapat
menyemprot dengan kuat
• Pengeringan Proses ini bisa dengan hair dryer atau dengan panas matahari.
d. Proses Mencetak
Screen kering yang sudah melalui proses pengekposan gambar siap untuk dicetak.
Letakan kertas atau media yang akan dicetak. Tuang warna yang diinginkan dan
ratakan dengan rakel. Proses cetak saring selesai.
Keterampilan
Buatlah sebuah seni grafis cetak tinggi sederhana secara kelompok dengan
ketentuan.
1. Bahan yang dipakai adalah umbi-umbian atau biji-bijian seperti wortel atau
ubi jalar.
2. Media cetak yang dipakai kertas, tentukan tema atau judul karya grafis
kalian.
3. Potong dan bentuklah atau bisa juga dengan mencungkil umbi-umbian
sedemikian rupa, sehingga membentuk bidang geometris (kubus, balok, tabung)
abjad, atau bentuk abstrak lainnya yang menarik.
4. Berilah tinta/warna kemudian cap/press ke kertas/sambil dibentuk susunan
atau pola tertentu/komposisi tertentu yang menarik.
5. Apresiasikan tugas kamu di depan kelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar