Pelajaran Seni Budaya Kelas XII SMA/SMK: Musik Kreasi
Musik Kreasi
A.
Penerapan Konsep Ide Kreatif
Pembelajaran seni budaya bertujuan untuk penanaman nilai estetis melalui
pengalaman kreatif, apresiatif, dan memiliki kemampuan berkreasi atau
berolah musik. Pengalaman berolah musik dalam kehidupan yang kreatif akan
mampu mengantarkan pada pencapaian prestasi kreatif yang istimewa dalam
bidang keilmuan
1. Filosofis Musik
Apa yang dimaksud dengan filosofis musik? Filosofis adalah sesuatu yang
berhubungan dengan filsafat. Filsafat istilah lain disebut falsafah.
Falsafah merupakan pengetahuan tentang asas-asas pikiran dan perilaku
dalam kehidupan manusia. Filsafat adalah ilmu untuk mencari kebenaran dan
prinsip-prinsip dengan menggunakan kekuatan akal; filsafat sebagai
pandangan hidup yang dimiliki oleh setiap orang; kata-kata arif yang
bersifat didaktis.
Ciri khas filsafat adalah selalu mempertanyakan tentang segala sesuatu
dengan cara berpikir yang amat mendasar atau radikal dan juga bersifat
universal. (Poedjiadi, 2001:2). Ciri lain dari berpikir filosofis yakni
berpikir menyeluruh.
Para ahli filosofis cenderung memandang filsafat sebagai upaya untuk
mengadakan pemeriksaan dan penemuan, kemudian berpikir secara radikal
untuk memperoleh suatu bentuk interpretasi dalam konteks yang lebih luas.
Elliot (1995:6), dalam The Lian Gie, berpendapat filsafat sebagai batang
tubuh pengetahuan, bersifat kritis terhadap apa yang telah diyakini.
Filsafat merupakan strategi yang mengandung cara berpikir kritis.
Filsafat dalam bidang ilmu musik merupakan pemberi arah dan pedoman dasar
bagi terciptanya landasan kokoh suatu sistem pendidikan seni musik,
usaha-usaha perbaikan maupun upaya pengembangan pendidikan seni musik.
Filosofis pendidikan musik sebagai upaya kritis untuk meninjau kembali
konsep, ilmu, dan keyakinan tentang pendidikan seni musik. Fungsi dari
filsafat ini adalah untuk memberikan arah dan petunjuk pelaksanaan
pendidikan musik.
Seni musik yang bersifat auditif, diserap melalui indra dengar yang
memiliki sifat dasar ketertiban agar dapat mewujudkan keindahan. Mengapa
demikian?
Ki Hadjar Dewantara (1967) memandang bahwa:
Musik adalah cabang seni, yaitu segala perbuatan manusia yang timbul dari
hidupnya perasaan dan sifat indah, hingga dapat menggerakkan jiwa/
perasaan manusia. Musik dapat tersajikan melalui musik vokal dan atau
instrumen (gending dalam sebutan istilah karawitan).
Gending ialah wirama dalam bentuk suara atau wirama yang dapat didengar.
Wirama merupakan jiwanya gending, sedangkan suara adalah raganya gending.
Wirama atau irama adalah tanda dari segala yang hidup seperti teraturnya
kodrat alam, pergantian siang dan malam, perputaran dunia, jalannya
matahari dan bulan, ... semuanya memakai wirama yang jelas ialah teratur,
tertib, harmonis, patut, dan sebagainya (ketertiban simetri).
Seni sebagai perbuatan manusia yang mampu menggerakkan jiwa dan perasaan
manusia, memiliki makna penting bagi kehidupan. Orang yang melakukan seni
maka ia terus-menerus melatih ketertiban jiwa, yang dapat mempengaruhi
ketertiban perilaku perbuatannya. Oleh karena itu, seni termasuk musik
dapat digunakan sebagai alat untuk membantu seseorang menjadi manusia yang
berbudi luhur.
Ilmu pengetahuan di bidang seni musik mempunyai daya mempertajam dan
mempercerdas pikiran dan pengetahuan yang mempunyai daya memperdalam dan
memperhalus budi. Musik memiliki kekuatan untuk mempertajam dan
mempercerdas pikiran serta memperhalus budi.
Proses mempertajam nalar dan memperhalus budi diperoleh karena kehalusan
rasa yang dibina melalui pengolahan rasa estetis. Melalui pendidikan
musik, proses memperhalus, mempertajam budi, rasa estetis, rasa
moral/etis, dan nalar dapat diwujudkan. Dengan paparan tersebut, makna
dari pendidikan musik ialah pendidikan seni untuk membentuk manusia yang
berbudaya dan berbudi pekerti luhur.
Apa makna pendidikan musik yang sesungguhnya? Usaha pendidikan pada
dasarnya ditujukan pada tiga hal utama, yakni membentuk manusia yang
memiliki kemampuan dalam mengolah kehalusan budi, kecerdasan otak dan
pikiran, serta kesehatan badan jiwa dan raganya (Dewantara,
1962:303)
Apa kaitannya usaha pendidikan dengan kebudayaan? Pendidikan sebagai usaha kebudayaan bermaksud memberi tuntunan dalam hidup tumbuhnya jiwa dan raga manusia agar kelak dalam garis kodrat pribadinya dan pengaruh segala keadaan yang mengelilinginya, mendapat kemajuan dalam hidup lahir batin menuju ke arah adab kemanusiaan. (Dewantara,1961:165-166
2.
Penerapan Konsep Ide Kreatif
Kreatif adalah sifat yang dimiliki seseorang. Seorang yang kreatif
mempunyai kemampuan untuk mencipta atau berkreasi. Kreasi adalah ciptaan,
penciptaan, dan atau hasil daya cipta. Kreativitas merupakan kemampuan
berpikir untuk berkreasi atau daya mencipta, dan kreativitas adalah
keterampilan seseorang dalam menghasilkan sesuatu yang asli, unik, dan
bermanfaat.
Dalam tulisan Supriadi (1998:129), diungkapkan bahwa prestasi kreatif di
bidang keilmuan menuntut tiga prasyarat yang harus dipenuhi, yaitu
kemampuan intelektual yang memadai, motivasi, dan komitmen untuk mencapai
keunggulan, dan penguasaan terhadap bidang ilmu yang ditekuni. Dalam
bidang ilmu seni dan budaya ketiga aspek tersebut secara interaktif
membentuk perilaku kreatif yang kemudian menghasilkan intelektual,
komitmen, penguasaan, intuisi, serta faktor eksternal. Faktor eksternal
yang dimaksud adalah lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat yang
secara simultan membentuk prestasi kreatif di bidang keilmuan.
Bagaimanakah gagasan-gagasan kreatif ilmuwan lahir? Tiga hal penting yang
dapat mempengaruhi gagasan kreatif, yaitu:
1. kecakapan,
2. keterampilan, dan
3. motivasi.
Kecakapan adalah kemampuan intelektual yang ditunjukkan oleh prestasi akademiknya yang menonjol, motivasi yang kuat merupakan faktor untuk meraih prestasi, dan memililki komitmen yang kuat untuk mencapai keunggulan. Disamping itu juga kompetensi keterampilan adalah faktor yang dimiliki untuk penguasaan skill yang memadai terhadap bidang seni yang ditekuninya.
Lebih jauh Supriadi (1998:130), mengatakan ketiga aspek yang dapat
membentuk prestasi kreatif, yaitu kecakapan, keterampilan, dan motivasi
itu adalah sebagai faktor yang mendasari perilaku kreatif yang dapat
berkembang subur di tengah lingkungan sosial budaya yang menunjang. Semua
ini ditandai oleh adanya peluang dan kebebasan untuk mewujudkan
gagasan-gagasan kreatif, tersedianya akses terhadap sumber-sumber
informasi yang memadai dan tumbuh budaya penghargaan bagi orang-orang yang
berprestasi.
Adakah tahapan yang dapat dilakukan dalam proses kreatif?
Lahirnya teori-teori dari para ilmuwan besar seperti Eistein, Newton,
Comte, Clark, terkait dengan proses kreatif, sampai lahirnya
gagasan-gagasan kreatif seseorang dalam praktik penelitian di sekolahnya
adalah hasil dari proses kreatif yang mereka tempuh.
Keterkaitan pernyataan mengenai teori dengan tahapan-tahapan proses
kreatif adalah adanya beberapa aspek kegiatan seperti persiapan, inkubasi,
iluminasi, dan evaluasi. Intuisi berada pada tahap iluminasi, artinya
sebelum intuisi datang, sesungguhnya seseorang telah memikirkan masalah
keilmuan yang dihadapinya. Intuisi bukan hanya menyangkut proses pemecahan
masalah, melainkan proses identifikasi masalah. Intuisi merupakan salah
satu faktor penting dalam kreativitas keilmuan, sehingga pandangan Clark
(1983) yang dikembangkan Kohler dalam Supriadi (1998), mengatakan intuisi
merupakan suatu perwujudan dari kesadaran tingkat tinggi, dan intuisi
tidak datang tanpa sebab. Ia didahului oleh proses berpikir dan didasari
oleh perilaku dalam penguasaan yang cukup terhadap bidang ilmu yang
ditekuni oleh individu.
Perilaku kreatif dalam bidang ilmu seni musik terlihat dalam cara
berpikir, bersikap, dan berkreasi atau berbuat kreatif ketika menghadapi
masalah[1]masalah keilmuan. Berpikir kreatif secara operasional dirumuskan sebagai
suatu proses yang tercermin dari kelancaran, fleksibelitas, dan
orsinalitas dalam berpikir
Donald Jack Davis dalam Pekerti (2007), merangkum beberapa perilaku
kreatif yang relevan dengan pendidikan seni musik, di antaranya adalah
sebagai berikut.
1. Perseptual, yaitu mencakup sikap dalam melihat, mengamati,
serta mengenali lingkungannya; melihat, mengamati, dan mengenali karya
seni musik; mengembangkan kepekaan-pemahaman.
2. Pemahaman, yaitu mencakup sikap dalam memahami bahasa tentang
ungkapan seni musik, memahami seniman, dan dunia seninya.
3. Responsif, yaitu mencakup sikap belajar karena pernah mengalami
dan belajar menghayati.
4. Analitik, yaitu mencakup sikap mengklasifikasikan,
mendeskripsikan, menjelaskan, dan menginterprestasikan seni musik.
5. Mengevaluasi, yakni meliputi sikap mengkritisi, mengungkapkan,
dan memprediksi karya musik.
6. Eksekusi, yakni meliputi sikap mengembangkan kreativitas,
mensintesiskan, belajar menggunakan alat dan media ungkap dalam berolah
musik, serta membuat dan menyajikan karya seni musik.
7. Menilai, yaitu mencakup berbagai jenis sikap penilaian sebuah
karya musik.
Pembentukan pribadi yang harmonis dapat dilakukan dengan cara
memperhatikan kebutuhan perkembangan kemampuan dasar melalui pendekatan
belajar dengan seni, belajar melalui seni dan belajar tentang seni.
Pada dasarnya, setiap orang yang lahir ke dunia ini dibekali sifat
kreatif, inovatif, dan unik. Jika kamu sedang menjalankan proses belajar
dan mampu mendesain kehidupan yang lebih baik dan menyenangkan, maka
kreativitas adalah sebuah piranti dalam mengubah dan membuat jurus-jurus
praktis yang tepat dan mengenai sasaran yang siap pakai untuk siapa saja
yang mendambakan kehidupan lebih sukses dan estetis. Kesuksesan berakar
dari ide dan gagasan yang cemerlang. Hal tersebut disebabkan bahwa konsep
kreatif untuk mewujudkan kreativitas seseorang akan menunjukkan kepada
cara cemerlangnya ide yang akan membawa ke tempat tujuan. Kehidupan
kreatif dapat meningkatkan pengertian dan apresiasi akan berbagai gagasan
baru, sesama manusia, dan dunia secara umum.
Kreativitas pada akhirnya harus tumbuh dari perpaduan unik antara ciri
kepribadian dan kecerdasan pribadi yang menjadikannya berbeda. Untuk
mempelajari cara mengembangkan dan meningkatkan kreativitas, kamu harus
mulai memupuk dan mengembangkan jiwa kreatif. Ada empat unsur dasar
sebagai pembentuk jiwa kreatif, yakni sebagai berikut.
CORE merupakan inti bagi kegiatan kreativitas. Memetakan zona kenyamanan
yakni bagaimana cara menilai jiwa kreatif dan CORE?
Cari tahu: seberapa besarkah rasa ingin tahu kamu tentang jiwa kreatif? Seberapa
besarkah rasa ingin tahu kamu dalam mengendalikan dorongan mencipta,
bereksperimen,
dan membangun jiwa kreatif?
Olah keterbukaan: seberapa terbukakah kamu dalam kehidupan kreatif?
Risiko: seberapa beranikah kamu menanggung risiko ketika akan mencoba sesuatu
yang kreatif?
Energi: seberapa besarkah tinggikah semangat kamu dalam melakukan hal
kreatif?
Jiwa kreatif akan tumbuh dan berkembang jika dalam menyikapi masalah
hidup kamu melakukannya dengan berlandaskan rasa ingin tahu dengan
kekuatan bertanya, berolah keterbukaan dalam bersikap fleksibel dan hormat
dalam menghadap hal baru, keberanian dalam menanggung risiko untuk
meninggalkan zona kenyamanan, dan penuh dengan energi sebagai pendorong
kerja dan pemercik hasrat.
Jordan Ayan seorang pelopor kreativitas dan kreator yang ulung dan
unggul, dalam bukunya yang berjudul Bengkel Kreativitas (2002:13)
dikatakan kreativitas membuka pikiran dan menjadikan semangat dan merasa
hidup. Kamu dapat menyalurkan kreativitas melalui kegiatan berolah seni
atau berkreasi musik. Musik adalah sebuah media kreativitas untuk
menghasilkan kreasi-kreasi yang khas dan unik.
Dalam menampilkan musik kreasi, faktor utama yang perlu diperhatikan
adalah aspek-aspek yang bermuara pada kemampuan dasar seni. Untuk
mengingatkan aspek utama dalam mencapai tampilan musik kreasi yang baik,
perlu ditanamkan kemampuan dasar yang optimal dalam kancah pembelajaran
musik kreasi. Kemampuan dasar tersebut diadaptasi dari konsep Pekerti
(2007) yang meliputi:
Ketujuh kemampuan yang tersirat dalam skema bagan tersebut dapat
diperjelas sebagai berikut:
1. Perseptual: kemampuan menanggapi hasil pengamatan dalam kegiatan
bermusik dan mengembangkan aspek kreativitas.
2. Emosional: kemampuan pengendalian emosi mengenai ketekunan, kesabaran,
atau rasa aman dalam kegiatan bermusik.
3. Kreativitas: berkaitan dengan kemampuan mencipta dan berkreasi
musik.
4. Intelektual dan Inovatif: kemampuan berpikir dan pemahaman kognisi
dalam kegiatan musik serta mampu mengubahnya dalam melakukan kreativitas
musik.
5. Sosial: berkaitan dengan kemampuan dalam berhubungan dengan orang lain
dan lingkungannya dalam kegiatan musik.
6. Estetik: kemampuan rasa keindahan dalam berolah dan pergelaran musik.
7. Fisikal: kemampuan tubuh terutama dalam pengendalian berolah/
berkreasi musik.
B. Karya Tulis Musik Kreasi
1. Partitur Musik Kreasi
Musik merupakan simbolisasi pencitraan dari unsur-unsur musik dengan
substansi dasarnya suara dan nada atau notasi. Nada ditulis dengan simbol.
Salah satu wujud simbol musik itu adalah notasi. Notasi dapat dituliskan
dalam partitur musik. Partitur dalam bahasa Jerman disebut partition dan
sebutan dalam bahasa Inggris dinamakan score. Makna dari istilah tersebut
merupakan lembaran kertas yang memuat notasi dari sebuah komposisi musik.
Dalam tulisan Soeharto (1991:95), partitur jika berisi notasi lengkap dari
seluruh penyaji sering disebut partitur lengkap atau full score. Sebutan
tersebut dibedakan dengan partitur vokal atau vocal score, partitur orkes
atau orchestral score. Partitur yang khusus untuk tulisan suatu alat musik,
lazim disebut partai atau part. Silakan kamu kamu baca notasi musik kreasi
berikut yang terungkap di dalam partitur lagu. Lakukanlah kegiatan
kreativitas dalam berkarya musik! Berikut adalah contoh partitur lagu yang
harus kamu pelajari:
Jika kamu telah mampu membaca notasi pada partitur lagu Tanahku Indah
dengan baik dan benar terhadap tinggi rendahnya nada, kegiatan selanjutnya
diharapkan kamu dapat menyanyikannya dengan mengindahkan unsur-unsur musik
yang terkandung di dalamnya.
Di dalam kegiatan menyanyi, kamu diharapkan mampu menerapkan teknik vokal
dengan benar, agar dapat menghasilkan suara yang sesuai dengan karakter lagu
yang disajikan. Misalnya, artikulasi, pernapasan, sikap badan dan gaya
bernyanyi, ekspresi, serta pembentukan suara.
Tugas Kreativitas! Salinlah notasi balok yang tertulis pada lagu
Sigulempong tersebut ke dalam notasi angka. Buatlah aransemen lagunya untuk
pola ritme yang berbeda
Sebagai langkah selanjutnya sebelum mempresentasikan karya musik kreasi,
kamu dituntut untuk melakukan analisis musik kreasi. Untuk melakukannya
perlu adanya pemahaman secara mendalam terhadap tanda[1]tanda musik, aspek dan unsur musikal, karena dalam karya musik terdapat
berbagai simbol dan tanda-tanda musikal untuk dapat diketahui.
Letak Nada dan Komposisi Musik Sebuah contoh letak nada atau notasi
komposisi musik yang digunakan pada permainan alat musik petik gitar.
Cobalah kamu praktikkan hasil pembelajaran pemahaman tentang posisi nada dan
akor yang diterapkan pada alat musik gitar. Untuk selanjutnya bersama-sama
melakukan kegiatan kreatif dan praktik berolah musik dengan menggunakan alat
musik gitar sebagai iringan lagu.
Berikut adalah sebuah karya musik kreasi berbentuk partitur lagu pop yang
berjudul Sepanjang Jalan Kenangan hasil karya cipta A. Riyanto yang dapat
diiringi dengan alat musik gitar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar