Senin, 12 Juli 2021

Hai Teman, Untuk Itukah Engkau Datang? Matius 26:49-50

HAl TEMAN, UNTUK ITUKAH ENGKAU DATANG ?

Dan ia segera maju mendapatkan Yesus dan berkata: "Salam Rabi" lalu mencium Dia. Tetapi Yesus berkata kepadaya: "Hai Teman untuk itukah engkau datang"? 

Matius 26:49-50

Saut Sihombing, S.Th

        Kalau kita ditanya untuk apa datang ke gereja, Mungkin ada yang mengatakan untuk bertemu Yesus atau untuk beribadah. Lalu untuk apa bertemu Yesus atau apa tujuan kita bertemu Yesus maupun beribadah? masing-masing pribadi kita yang tahu.

 Yudas murid Yesus datang mendapatkan Yesus, memberi salam dan mencium Yesus. Tiga hal yang dilakukan oleh Yudas:

1. Datang (segera) mendapatkan Yesus
2. Memberi Salam (salam Rabi)
3. Mencium Yesus

ini merupakan hal yang lazim dilakukan oleh orang Yahudi baik kepada saudara maupun bagi kerabat maupun tamu yang datang sebagai tanda persahabatan atau sukacita atas pertemuan tersebut.

         Dalam Kej 33:4, setelah 20 tahun berpisah, walaupun dengan rasa takut akhirnya Yakub mendatangi kakaknya Esau. Dan ketika Yakub bersujud, kakaknya Esau berlari   mendapatkan Yakub, memeluk dan menciumnya lalu mereka bertangis-tangisan.

Kis 20:37, saat Paulus akan berpisah dengan penatua- penatua di Efesus, merekapun memeluk Paulus dan bertangis-tangisan dan berulang-ulang mencium Paulus.

Luk 15:20, saat anak bungsu kembali, ia langsung dirangkul dan dicium oleh ayahnya.

        Ketiga contoh pertemuan ini melakukan salam dan ciuman yang tulus, bukan basa-basi. Sangat berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Yudas kepada Yesus yang adalah Gurunya sendiri. Justru Yudas yang melakukan ciuman yang tidak tulus. Yang dilakukannya hanyalah sekedar basa-basi. Yudas melakukan ketiga hal itu adaIah sebagai tanda kepada kepala pasukan dan prajurit yang akan menangkap Yesus. Sebab Yudas sudah menerima upah untuk menunjukkan dimana Yesus berada.

        Jadi apa yang dilakukan oleh Yudas hanyalah sebuah sandiwara. Nampaknya sangat rohani, ternyata sebuah jebakan. Yudas telah menjual Yesus seharga 30 keping perak. Yudas mungkin berpikir, Guruku ini hebat, penuh dengan kuasa, bisa melakukan segala hal. Kalaupun Yesus nantinya ditangkap, Yesus pasti bisa menghilang dan meloloskan diri. Karena dalam Injil Yohanes ada ditulis 2x bahwa Yesus bisa tiba-tiba menghilang (Yoh 5:13, 8:59). Tugas Yudas hanya menunjukkan dimana Yesus dan yang mana Yesus dengan upah 30 keping perak.

        Yesus bukan tidak tahu rencana Yudas. Itu sebabnya Yesus berkata kepada Yudas: Untuk itukah engkau datang? Untuk apa? Penghianatan! Yesus sudah tahu dari semula bahwa Dia akan menerima aniaya bahkan akan mati di kayu salib. Dan Yudas datang untuk menyerahkan Yesus.

                                            UNTUK ITUKAH ENGKAU DATANG ?

                 Memang perkataan itu awalnya ditujukan kepada Yudas. Tetapi Alkitab ditulis bukan lagi untuk orang-orang dijaman Yesus melainkan ditulis bagi kita yang hidup dijaman akhir.

Rom 4:23-24
Rom 15 :4
I Kor 10:11

            Jadi apapun yang tertulis dalam Alkitab adalah pelajaran bagi kita. Jadi pertanyaan yang sama juga ditujukan bagi kita.  Untuk itukah engkau datang? yaitu untuk melakukan apa yang ada didalam hati kita.

            Kita tahu dan mengakui bahwa Yesus itu adalah Allah. Dan Allah itu Maha Tahu. Segala sesuatu terbuka di mata-Nya dan tidak ada yang tersembunyi bagi Dia. Termasuk isi hati dan pikiran kita Tuhan tahu. Namun demikian sering kali kita bersandiwara datang kepada Tuhan atau datang beribadah dengan berbuat atau bersikap seolah-olah Tuhan tidak tau apa-apa tentang kita. Sikap yang bagaimana?

            Kita masing-masing yang tahu seberapa sering atau berapa kali kita datang beribadah dengan rasa terpaksa. Kita datang Ibadah karena malu tidak ibadah sementara tinggal dekat gereja. Datang karena ada jadwaI melayani, jika tidak ada pelayanan kita maka tidak datang. Datang karena pak gembala yang melayani, kalau pas gembala tidak ada, di rumah aja dulu. Ada juga yang datang hanya karena ingin melihat seseorang.

Filp 1:14-16 ada juga yang memberitakan Injil karena dengki atau dengan maksud baik

Untuk Itukah engkau datang?

          Jadi pertanyaan Yesus ini menjadi koreksi bagi kita. Berapa kali atau seberapa sering kedatangan kita beribadah hanya basabasi atau sandiwara ataupun karena ada motivasi yang Iain?.

            Dari dahulu juga selalu ada orang yang datang ke Bait Allah bukan untuk beribadah melainkan untuk bisnis atau juaI beli binatang atau ternak untuk korban bakaran bahkan money changer. Pada jaman Yesus (Yoh 2), dengan alasan tanah bait Suci adaIah tanah yang kudus, oleh karena itu mata uang Romawi tidak berlaku dibait Allah. Maka mereka menciptakan mata uang Bait Allah, dengan demikian pihak Bait Allah bisa menciptakan bisnis baru yaitu money Changer dengan nilai tukar yang tinggi. Ternak atau binatang korban juga dijual dengan harga yang lebih tinggi dari harga pasar. HaI itulah yang membuat Yesus marah pada waktu itu.

            Nampaknya pelayanan mereka sangat membantu terutama bagi para perantau yang datang dari jauh, karena tidak mungkin mereka membawa domba berjalan berhari-hari menuju Yerusalem, bisa-bisa dombanya sakit atau mati di jalan. Akan tetapi dengan harga jual yang lebih tinggi dari harga pasar, mereka sama saja dengan memeras. Maka wajarlah kalau Yesus marah.

            Tanpa kita sadari sering kali ibadah kita justru membuat Yesus marah. Ibadah-ibadah atau kehadiran kita dalam ibadah yang tidak didasari dengan ketulusan atau bukan dimotivasi karena ucapan syukur, itu adalah kejijikan bagi Tuhan. Maka sudah pasti yang diterimanya bukan berkat melainkan murka Tuhan.

Yes 1:13-16

            Mengapa hal seperti itu masih sering kita lakukan? Ini karena kita kurang mengenal Allah. Inilah kekurangan umat Tuhan sejak dahulu.

Dalam Yes 1:2-4 umat Tuhan sampai dibandingkan dengan binatang, dan kualitas pengenalannya lebih tinggi dari umat Tuhan.

* Orang yang mengenal Allah pasti berusaha mencari perkenanan Allah. Berusaha untuk mengetahui apa kehendak Allah, apa yang disukai oleh Allah. Selalu berusaha memberikan pelayanan atau persembahan yang terbaik.

* Orang yang mengenal Allah tidak akan berani berbuat curang atau melayani asal-asalan, beribadah tanpa pengorbanan. 

* Pengenalan Yudas akan Yesus sangat dangkal. Hanya sebatas daging atau hanya sebagai sumber penghasilan, apalagi Yudas adalah bendahara penginjilan dan Yudas sering korupsi uang kas (Yoh 12:6).

 Sebagai contoh orang yang datang untuk memuliakan Tuhan adalah seorang perempuan yang datang mengurapi kaki Yesus (Luk 7:37-50). Ay.37 Perempuan ini terkenal sebagai seorang berdosa, ia datang membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi (Mat 26:7 buli-buli pualam berisi minyak wangi yang mahal). Ay. 38 sambil menangis ia berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.

                Untuk apa perempuan itu datang? Untuk apa ia berbuat seperti itu/berkorban bagitu banyak? Yoh 12:3,5 setengah kati minyak narwastu murni yang bisa dijual seharga 300 dinar.

 2. HAI TEMAN

                 Teman adalah orang yang bersama-sama kerja, sama-sama dalam kegiatan tertentu. Tetapi sering juga teman menjadi musuh dalam selimut atau menghianati pertemanan. Berbeda dengan sahabat. Sahabat lebih dari sekedar teman. Orang yang dipercaya dalam banyak hal.

 Model atau level status Rohani yang meningkat:

* Orang Banyakpulang, bersungut-sungut, disuruh pulang

* Teman              orang yang kita kenal

* Murid                pilihan ( mendapat pengajaran teori dan praktek, disuruh   

     pergi menginjil, menyembuhkan orang sakit dll )

* Menjadi Sahabat Yesus atau sahabat mempelai Laki-laki
* Menjadi Rasul

                 Sebenarnya dalam Mat 9:14-15 level rohani Yudas, sudah pada level sahabat. Tetapi karena sudah 3,5 Kuliah padat dengan dosen bukan sekedar dosen, bukan sekedar Guru Besar tetapi Maha Guru, tetapi Yudas tetap tidak bertobat akhirnya gagaI Wisuda alias DO sehingga level rohaninyapun dari level sahabat turun menjadi teman bahkan menjadi penghianat atau musuh dalam selimut yang berakhir dalam kebinasaan.

Padahal level sahabat itu merupakan level yang sangat tinggi. Sahabat adaIah orang yang sangat dipercayai atau saling percaya. Tempat Seseorang saling curhat, saling bertukar pikiran. Hanya kepada sahabatlah kita mau mencurahkan rahasia kita. Kalau hanya sekadar teman orang tidak berani memberitahukan isi hatinya.

                Allah menganggap Abraham (Yak 2:23). Maka ketika Allah hendak membinasakan kota Sodom dan Gomora, Allah lebih dahulu memberitahukannya kepada Abraham (Kej 18:17). Allah tidak sanggup untuk menyembunyikan rencana-Nya itu dari Abraham. Dan Allahpun tidak sanggup menolak permohonan Abraham (Kej 18:23-). Sampai 6x permohonan Abraham mulai dari jika ada 50, 45, 40, 30, 20 dan 10 tetap Tuhan dengarkan. Itulah hebatnya sahabat.

                Sorang sahabat bisa lebih akrab daripada seorang saudara kandung. Bahkan dari orangtua sekalipun. Ingat persahabatan antar Daud dan Yonatan anak raja Saul. Berapa kali Yonatan melindungi Daud dari rencana pembunuhan ayahnya. 1 Sam 18:4 pemberian Yonatan kepada Daud.

                Soal berkat, Abraham dibuat menjadi sangat kaya (Kej 13:2). Jadi berkat kitapun tergantung level rohani kita, seberapa dekat hubungan kita dengan Tuhan.

 Bagaimana caranya menjadi “Sahabat Allah”?

Yak 2:23 rahasianya adalah “percaya” dan “dipercaya”. Jadi harus saling percaya. Akan tetapi percaya ini harus dibuktikan dengan ketaatan kita pada Firman Tuhan termasuk yang tidak masuk akal sekalipun. Ketaatan Abraham pada setiap Firman Tuhan membuat dia disebut “Sahabat Allah”. Disuruh pergi, dia pergi tanpa peduli apa kata orang/keluarga. Sampai lepas dari semua ikatan tradisi nenek moyangnya. Disuruh berkorban, dia berkorban termasuk apa yang paling berharga bagi dia.

 Yang menjadi renungan kita saat ini adalah

1. Kira-kira sebutan apa yang Tuhan katakan kepada kita ketika datang kepada Tuhan, apakah sebagai teman atau sahabat.

2. Jika Tuhan katakan: Untuk itukah engkau datang? Kira-kira motivasi apa yang mendorong kita untuk datang kepada Yesus? Apakah yang menguntungkan pribadi kita atau kerinduan untuk melayani Tuhan maupun  mengucap syukur atas kasih Tuhan?

 Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar