HAl TEMAN, UNTUK ITUKAH ENGKAU DATANG ?
Dan ia segera maju mendapatkan Yesus dan berkata: "Salam Rabi" lalu mencium
Dia. Tetapi Yesus berkata kepadaya: "Hai Teman untuk itukah engkau
datang"?
Matius 26:49-50
Saut Sihombing, S.Th
Kalau kita ditanya untuk apa datang ke gereja, Mungkin ada yang mengatakan
untuk bertemu Yesus atau untuk beribadah. Lalu untuk apa bertemu Yesus atau
apa tujuan kita bertemu Yesus maupun beribadah? masing-masing pribadi kita
yang tahu.
Yudas murid Yesus datang mendapatkan Yesus, memberi salam dan mencium
Yesus. Tiga hal yang dilakukan oleh Yudas:
1. Datang (segera) mendapatkan Yesus
2. Memberi Salam (salam Rabi)
3. Mencium Yesus
ini merupakan hal yang lazim dilakukan oleh orang Yahudi baik kepada
saudara maupun bagi kerabat maupun tamu yang datang sebagai tanda
persahabatan atau sukacita atas pertemuan tersebut.
Dalam Kej 33:4, setelah 20 tahun berpisah, walaupun dengan rasa takut akhirnya Yakub
mendatangi kakaknya Esau. Dan ketika Yakub bersujud, kakaknya Esau berlari mendapatkan Yakub, memeluk dan menciumnya lalu mereka
bertangis-tangisan.
Kis 20:37, saat Paulus akan
berpisah dengan penatua- penatua di Efesus, merekapun memeluk Paulus dan
bertangis-tangisan dan berulang-ulang mencium Paulus.
Luk 15:20, saat anak bungsu
kembali, ia langsung dirangkul dan dicium oleh ayahnya.
Ketiga
contoh pertemuan ini melakukan salam dan ciuman yang tulus, bukan basa-basi.
Sangat berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Yudas kepada Yesus yang adalah
Gurunya sendiri. Justru Yudas yang melakukan ciuman yang tidak tulus. Yang
dilakukannya hanyalah sekedar basa-basi. Yudas melakukan ketiga hal itu
adaIah sebagai tanda kepada kepala pasukan dan prajurit yang akan menangkap
Yesus. Sebab Yudas sudah menerima upah untuk menunjukkan dimana Yesus
berada.
Jadi apa
yang dilakukan oleh Yudas hanyalah sebuah sandiwara. Nampaknya sangat
rohani, ternyata sebuah jebakan. Yudas telah menjual Yesus seharga 30 keping
perak. Yudas mungkin berpikir, Guruku ini hebat, penuh dengan kuasa, bisa
melakukan segala hal. Kalaupun Yesus nantinya ditangkap, Yesus pasti bisa
menghilang dan meloloskan diri. Karena dalam Injil Yohanes ada ditulis 2x
bahwa Yesus bisa tiba-tiba menghilang (Yoh 5:13, 8:59). Tugas Yudas
hanya menunjukkan dimana Yesus dan yang mana Yesus dengan upah 30 keping
perak.
Yesus bukan
tidak tahu rencana Yudas. Itu sebabnya Yesus berkata kepada Yudas: Untuk
itukah engkau datang? Untuk apa? Penghianatan! Yesus sudah tahu dari semula
bahwa Dia akan menerima aniaya bahkan akan mati di kayu salib. Dan Yudas
datang untuk menyerahkan Yesus.
UNTUK ITUKAH ENGKAU DATANG ?
Memang perkataan itu awalnya ditujukan kepada Yudas. Tetapi Alkitab
ditulis bukan lagi untuk orang-orang dijaman Yesus melainkan ditulis bagi
kita yang hidup dijaman akhir.
Rom 4:23-24
Rom 15 :4
I Kor 10:11
Jadi apapun yang tertulis dalam Alkitab
adalah pelajaran bagi kita. Jadi pertanyaan yang sama juga ditujukan bagi
kita. Untuk itukah engkau
datang? yaitu untuk melakukan apa yang ada didalam hati kita.
Kita tahu dan mengakui bahwa Yesus itu
adalah Allah. Dan Allah itu Maha Tahu. Segala sesuatu terbuka di mata-Nya
dan tidak ada yang tersembunyi bagi Dia. Termasuk isi hati dan pikiran
kita Tuhan tahu. Namun demikian sering kali kita bersandiwara datang
kepada Tuhan atau datang beribadah dengan berbuat atau bersikap
seolah-olah Tuhan tidak tau apa-apa tentang kita. Sikap yang
bagaimana?
Kita masing-masing yang tahu seberapa
sering atau berapa kali kita datang beribadah dengan rasa terpaksa. Kita
datang Ibadah karena malu tidak ibadah sementara tinggal dekat gereja.
Datang karena ada jadwaI melayani, jika tidak ada pelayanan kita maka
tidak datang. Datang karena pak gembala yang melayani, kalau pas gembala
tidak ada, di rumah aja dulu. Ada juga yang datang hanya karena ingin
melihat seseorang.
Filp 1:14-16 ada juga yang memberitakan Injil karena dengki atau dengan
maksud baik
Untuk Itukah engkau datang?
Jadi pertanyaan Yesus ini menjadi koreksi bagi kita. Berapa kali atau
seberapa sering kedatangan kita beribadah hanya basabasi atau sandiwara
ataupun karena ada motivasi yang Iain?.
Dari dahulu juga selalu ada orang yang
datang ke Bait Allah bukan untuk beribadah melainkan untuk bisnis atau juaI
beli binatang atau ternak untuk korban bakaran bahkan money changer. Pada
jaman Yesus (Yoh 2), dengan alasan tanah bait Suci adaIah tanah yang
kudus, oleh karena itu mata uang Romawi tidak berlaku dibait Allah. Maka
mereka menciptakan mata uang Bait Allah, dengan demikian pihak Bait Allah
bisa menciptakan bisnis baru yaitu money Changer dengan nilai tukar yang
tinggi. Ternak atau binatang korban juga dijual dengan harga yang lebih
tinggi dari harga pasar. HaI itulah yang membuat Yesus marah pada waktu
itu.
Nampaknya pelayanan mereka sangat membantu
terutama bagi para perantau yang datang dari jauh, karena tidak mungkin
mereka membawa domba berjalan berhari-hari menuju Yerusalem, bisa-bisa
dombanya sakit atau mati di jalan. Akan tetapi dengan harga jual yang lebih
tinggi dari harga pasar, mereka sama saja dengan memeras. Maka wajarlah
kalau Yesus marah.
Tanpa kita sadari sering kali ibadah kita
justru membuat Yesus marah. Ibadah-ibadah atau kehadiran kita dalam ibadah
yang tidak didasari dengan ketulusan atau bukan dimotivasi karena ucapan
syukur, itu adalah kejijikan bagi Tuhan. Maka sudah pasti yang diterimanya
bukan berkat melainkan murka Tuhan.
Yes 1:13-16
Mengapa hal seperti itu masih sering kita
lakukan? Ini karena kita kurang mengenal Allah. Inilah kekurangan umat Tuhan
sejak dahulu.
Dalam Yes 1:2-4 umat
Tuhan sampai dibandingkan dengan binatang, dan kualitas pengenalannya lebih
tinggi dari umat Tuhan.
* Orang yang mengenal Allah pasti berusaha mencari perkenanan Allah.
Berusaha untuk mengetahui apa kehendak Allah, apa yang disukai oleh Allah.
Selalu berusaha memberikan pelayanan atau persembahan yang terbaik.
* Orang yang mengenal Allah tidak akan berani berbuat curang atau
melayani asal-asalan, beribadah tanpa pengorbanan.
* Pengenalan Yudas akan Yesus sangat dangkal. Hanya sebatas daging atau
hanya sebagai sumber penghasilan, apalagi Yudas adalah bendahara
penginjilan dan Yudas sering korupsi uang kas (Yoh 12:6).
Sebagai contoh orang yang datang untuk memuliakan Tuhan adalah seorang
perempuan yang datang mengurapi kaki Yesus (Luk 7:37-50). Ay.37 Perempuan ini terkenal sebagai seorang berdosa, ia datang
membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi (Mat 26:7 buli-buli
pualam berisi minyak wangi yang mahal). Ay. 38 sambil menangis ia berdiri
di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air
matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian mencium kaki-Nya dan
meminyakinya dengan minyak wangi itu.
Untuk apa
perempuan itu datang? Untuk apa ia berbuat seperti itu/berkorban bagitu
banyak? Yoh 12:3,5 setengah kati minyak narwastu murni yang bisa dijual
seharga 300 dinar.
2. HAI TEMAN
Teman adalah orang yang bersama-sama kerja, sama-sama dalam kegiatan
tertentu. Tetapi sering juga teman menjadi musuh dalam selimut atau
menghianati pertemanan. Berbeda dengan sahabat. Sahabat lebih dari sekedar
teman. Orang yang dipercaya dalam banyak hal.
Model atau level status Rohani yang meningkat:
* Orang Banyak →
pulang, bersungut-sungut, disuruh pulang
* Teman
→ orang yang kita kenal
* Murid
→
pilihan ( mendapat pengajaran teori dan praktek, disuruh
pergi
menginjil, menyembuhkan orang sakit dll )
* Menjadi Sahabat Yesus atau sahabat mempelai Laki-laki
* Menjadi Rasul
Sebenarnya dalam Mat 9:14-15
level rohani Yudas, sudah pada level sahabat. Tetapi karena sudah 3,5
Kuliah padat dengan dosen bukan sekedar dosen, bukan sekedar Guru Besar
tetapi Maha Guru, tetapi Yudas tetap tidak bertobat akhirnya gagaI Wisuda
alias DO sehingga level rohaninyapun dari level sahabat turun menjadi
teman bahkan menjadi penghianat atau musuh dalam selimut yang berakhir
dalam kebinasaan.
Padahal level sahabat itu merupakan level yang sangat tinggi.
Sahabat adaIah orang yang sangat dipercayai atau saling percaya.
Tempat Seseorang saling curhat, saling bertukar pikiran. Hanya kepada
sahabatlah kita mau mencurahkan rahasia kita. Kalau hanya sekadar teman
orang tidak berani memberitahukan isi hatinya.
Allah menganggap
Abraham (Yak 2:23). Maka ketika
Allah hendak membinasakan kota Sodom dan Gomora, Allah lebih dahulu
memberitahukannya kepada Abraham (Kej 18:17). Allah tidak sanggup untuk menyembunyikan rencana-Nya itu dari Abraham.
Dan Allahpun tidak sanggup menolak permohonan Abraham (Kej 18:23-). Sampai 6x permohonan Abraham mulai dari jika ada 50, 45, 40, 30, 20 dan
10 tetap Tuhan dengarkan. Itulah hebatnya sahabat.
Sorang sahabat bisa lebih akrab daripada seorang saudara kandung. Bahkan
dari orangtua sekalipun. Ingat persahabatan antar Daud dan Yonatan anak raja
Saul. Berapa kali Yonatan melindungi Daud dari rencana pembunuhan ayahnya.
1 Sam 18:4 pemberian Yonatan
kepada Daud.
Soal berkat, Abraham dibuat menjadi sangat kaya (Kej 13:2). Jadi berkat kitapun tergantung level rohani kita, seberapa dekat
hubungan kita dengan Tuhan.
Bagaimana caranya menjadi “Sahabat Allah”?
Yak 2:23 rahasianya adalah “percaya” dan “dipercaya”. Jadi harus saling
percaya. Akan tetapi percaya ini harus dibuktikan dengan ketaatan kita pada
Firman Tuhan termasuk yang tidak masuk akal sekalipun. Ketaatan Abraham pada
setiap Firman Tuhan membuat dia disebut “Sahabat Allah”. Disuruh pergi, dia
pergi tanpa peduli apa kata orang/keluarga. Sampai lepas dari semua ikatan
tradisi nenek moyangnya. Disuruh berkorban, dia berkorban termasuk apa yang
paling berharga bagi dia.
Yang menjadi renungan kita saat ini adalah
1. Kira-kira sebutan apa yang Tuhan katakan kepada kita ketika datang
kepada Tuhan, apakah sebagai teman atau sahabat.
2. Jika Tuhan katakan: Untuk itukah engkau datang? Kira-kira motivasi apa
yang mendorong kita untuk datang kepada Yesus? Apakah yang menguntungkan
pribadi kita atau kerinduan untuk melayani Tuhan maupun mengucap syukur atas kasih Tuhan?
Amin.