Mengenal Struktur Lagu Yang Umum Digunakan
Bagi penyanyi ataupun pemusik, lagu merupakan suatu kebutuhan utama. Bagi
penyanyi professional mungkin sudah mengetahui apa saja yang termasuk dalam
struktur sebuah lagu. Struktur lagu disini adalah bagian-bagian yang
terdapat dalam suatu komposisi sebuah lagu, sekalipun tidak semua lagu harus
memiliki struktur yang lengkap.
Pada dasarnya setiap lagu mempunyai susunan-susunannya tersendiri untuk
membuatnya menjadi sebuah keutuhan. Walaupun setiap lagu tidak memiliki
susunan-susunan yang sama, namun umumnya sebuah lagu tetap memiliki dua
bagian dasar, yaitu “verse” dan “reffrein” (sering disingkat
“reff).
Secara umum struktur lagu terdiri dari: intro, verse, bridge, chorus, reff,
interlude, modulasi, ending, coda, dan outro.
Namun tidak semua bagian dari struktur lagu ini harus atau bisa teraplikasi di
dalam sebuah komposisi lagu. Hal ini tergantung kepada penulis lagu ataupun
komponis musik atau yang mengaransemen musik lagu tersebut.
Untuk mengenal lebih dalam, silahkan simak penjelasan berikut ini:
1.
Intro/Introduction
Intro adalah bagian awal dari sebuah lagu, bisa juga dikatakan sebagai
pengantar. Intro juga berfungsi untuk memberikan waktu bagi
penyanyi dan pendengar untuk mempersiapkan diri sebelum lagu benar-benar
dimainkan. Biasanya intro berupa musik instrumental yang nadanya
diambil dari verse atau reff lagu. Namun ada juga bentuk intro yang nadanya berbeda dari nada
lagu secara keseluruhan.
2.
Verse
Verse adalah sebuah bagian dalam lagu, sebagai nyanyian di bagian awal
sebelum masuk ke bagian bridge atau chorus. Pada umumnya
terletak setelah intro. Sebuah lagu yang baik
memiliki verse yang harmonik dan melodik. Tidak kalah bagus dengan
melodi yang ada di bagian reff atau chorus.
3.
Bridge
Bridge merupakan bagian yang terdapat dalam sebuah lagu yang berfungsi
jembatan untuk menghubungkan bagian-bagian lainnya. Seperti menjembatani
bagian verse dengan chorus, maupun sebaliknya. Selain
itu, bridge juga digunakan untuk menjembatani chorus dengan
chorus lainnya yang mengalami modulasi (naiknya sebuah nada /overtune),
sehingga modulasi tidak terdengar ganjil. Nada bridge biasanya dibuat
sangat berbeda dengan nada verse, chorus atau reff, namun tetap
selaras. Ada juga sebagian lagu yang tidak menggunakan bridge, biasanya
lagu-lagu yang yang hanya menggunakan bagian reff saja sebagai “puncak”.
4.
Chorus dan Reffrain (Reff)
Pada dasarnya chorus dan reff itu berbeda, kesamaan
antara keduanya hanyalah sebagai bagian yang berisi pesan utama/inti dari
cerita yang disajikan melalui lirik lagu. Berikut penjelasan lebih detail
tentang perbedaan antara keduanya.
Chorus adalah bagian interval dalam sebuah lagu, biasanya pada bagian ini
mengandung isi utama dalam sebuah lagu. Chorus memiliki nilai excitement
yang lebih tinggi daripada verse. Nada yang terdapat pada
chorus biasanya juga lebih meningkat daripada nada di bagian verse,
bisa dikatakan disitulah nada klimaks dari keseluruhan nada lagu.
Reffrain adalah bagian yang setingkat lebih sederhana daripada chorus.
Reffrain/reff yang bermakna "pengulangan", jadi bagian ini dinyanyikan
secara berulang-ulang.
5.
Interlude
Merupakan bagian kosong pada lagu seperti layaknya intro, namun
posisinya berada di tengah-tengah lagu. Interlude ini berfungsi sebagai
bagian yang menyambungkan verse dengan verse selanjutnya atau menyambungkan
bagian bridge dengan bagian chorus.
6.
Modulasi.
Beberapa sumber ada yang menyebutkan bahwa modulasi adalah "overtone"
(peralihan nada yang lebih tinggi dari nada sebelumnya dalam sebuah lagu).
Biasanya modulasi terjadi setelah chorus, diiringi dengan
bridge agar tidak terdengar janggal. Modulasi juga dianggap
bisa menciptakan klimaks yang lebih tinggi dalam sebuah lagu.
7.
Ending, Coda dan Outro
Ending, coda dan outro, ketiga elemen ini terdapat di akhir lagu.
Namun setiap elemen tersebut mempunyai peran dan fungsi yang berbeda-beda.
Berikut penjelasan yang lebih detail tentang ketiga elemen tersebut.
Ending adalah bagian penutup dalam sebuah lagu. Ending berfungsi
mengakhiri sebuah lagu secara perlahan, mulus dan lancar, sehingga tidak
terkesan 'putus' secara tiba-tiba. Ending juga bisa berupa bagian
intro yang diulang kembali, bisa juga berupa bagian akhir chorus atau
reff yang diulang-ulang, kemudian berakhir fade-out (audio-nya
mengecil dengan perlahan dan menghilang).
Coda merupakan bagian akhir dari sebuah lagu yang biasanya berisi nada dan
lirik sebagai penutup lagu. Umumnya coda menggunakan beberapa
lirik atau nada yang sudah ada sebelumnya pada lagu, dan ending-nya
tidak berakhir fade-out. Coda bisa dikatakan juga sebagai
"ekor lagu".
Outro merupakan bagian akhir dalam sebuah lagu yang hanya berisi instrumen
musik saja, tanpa ada lirik atau syair. Nada yang digunakan juga berbeda
dengan nada-nada sebelumnya, bisa juga berupa nada sebelumnya tapi mengalami
sedikit modifikasi, yang fungsinya mengakhiri lagu dengan lembut, sehingga
tidak terkesan "gantung", terputus atau terhenti dengan tiba-tiba.
8.
Solo Intrument
Bagian ini merupakan bagian akhir lagu yang berisi intrument-intrument demo
dari player musik, tanpa diselingi vokal/nyanyian dari penyanyi.
Bagian ini tidak lain adalah 'ruang khusus' bagi sang pemain musik untuk berekspresi, apakah itu guitarist,
bassist, drumer, keyboadist. Dimana mereka bisa menunjukkan kebolehannya
dalam memainkan intrument musik sebelum mengakhiri sebuah lagu.
Demikian sekilas pengenalan mengenai struktur lagu dan fungsi atau
peranannya masing. Semoga bermanfaat, dan dapat menambah wawasan kita dalam
bidang musik.