Mati Hidup Untuk Kristus
Mati Hidup Untuk Kristus
2 Korintus 5:15
Dan Kristus telah mati
untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk
dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan
untuk mereka.
Mau atau tidak, suka atau tidak, terima atau tidak,"Yesus telah mati untuk
semua orang". Yesus juga telah dibangkitkan untuk kita. Maka sudah
seharusnya bahwa baik mati ataupun hidup kita adalah untuk Tuhan. Ini bukan
berarti bahwa kita semua harus jadi pendeta, penginjil atau jabatan-jabatan
di gereja. Hidup untuk Tuhan disini artinya adalah apapun pekerjaan atau
profesi kita, marilah kita
lakukan seperti untuk Tuhan. Atau mungkin hanya sebagai ibu rumah tangga
atau anak sekolah lakukanlah semua yang menjadi tanggung jawabmu dengan
segenap hatimu seperti untuk Tuhan.
Jadi hidup dan mati untuk Tuhan kita tunjukkan lewat cara hidup kita
sehari-hari.
Pertama, mempertanggung jawabkan segala sesuatu kepada Tuhan.
Kolose 3:17 Dan segala
sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah
semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia
kepada Allah, Bapa kita.
Kolose 3:23-24 Apa pun juga yang kamu
perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan
untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan
bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.
Kedua, tidak menuntut upah.
Matius 19:27 Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: "Kami ini
telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang
akan kami peroleh?"
Kalau kita mengerti pengorbanan Yesus, kita tidak akan pernah menuntut
upah. Sekalipun kalau berbicara tentang keadilan, Yesus pasti juga
memberikan yang terbaik bagi orang yang mengasihi dan mengutamakan Dia.
Yesus sendiri
yang memberikan jaminan bahwa setiap orang akan hidup dari profesi
masing-masing.
Roma 4:4 Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan
sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya.
1 Korintus 9:14 Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang
memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu.
Paulus beda lagi, dia berkata bahwa upahnya adalah "jika dia boleh
memberitakan Injil tanpa upah" (1 Korintus 9:18).
Ketiga, ketaatan kepada pemimpin baik pemimpin rohani (gembala atau yang
dipercayakan) maupun pemimpin dalam pekerjaan/perusahaan.
Tidak ada pemimpin yang bukan dari Tuhan. Terkadang Tuhan ijinkan kita
memiliki pemimpin yang tidak takut akan Tuhan, tetapi pastinya ada rencana
Tuhan yang tidak kita mengerti. Ada kalanya Tuhan memakai pemimpin yang
bengis untuk penghukuman atau untuk menunjukkan kemahakuasaan-Nya.
Yesaya 19:4 Aku akan menyerahkan orang Mesir ke dalam tangan seorang tuan
yang kejam, dan seorang raja yang bengis akan memerintah mereka;
demikianlah firman Tuhan, TUHAN semesta alam.
Bangsa Israel juga sering Tuhan serahkan kepada raja bangsa-bangsa yang
bengis, baik itu Amalek, Midian, Babel dll.
1 Petrus 2:18-19 Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan
kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada
yang bengis. Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah
menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
Kita adalah hamba Tuhan, oleh karena itu siapapun yang menjadi atasan kita
dan siapapun yang memberikan kita tugas anggaplah dia sebagai wakil Tuhan.
Bahkan sekalipun kita harus menderita dalam ketaatan kepada pemimpin itu,
anggaplah itu sebagai kasih karunia Allah. Jadi siapapun pemimpin kita sekalipun yang bengis harus kita tunduk sebagai
orang yang Tuhan tentukan untuk membentuk kita. Jangan memberontak karena
setiap pemberontakan atau sungut-sungut kita kepada atasan itu juga adalah
pemberontakan dan sungut-sungut terhadap Tuhan. Dosa inilah yang membuat
Bangsa Israel pada zaman Musa mati di Padang gurun atau gagal masuk tanah
Kanaan.
Pada zaman Samuel juga sama. Dalam 1Sam 8:1-7 ketika Samuel sudah tua, dia mengangkat anak-anaknya Yoel dan Abia menjadi
hakim di Israel. Memang kedua anak Samuel ini hidupnya tidak benar.
1 Samuel 8:3 Tetapi anak-anaknya itu tidak hidup seperti ayahnya; mereka
mengejar laba, menerima suap dan memutarbalikkan keadilan.
Akhirnya mereka meminta untuk diberikan raja untuk memimpin mereka. Ketika
Samuel kesal karena permintaan raja itu, Allah sendiri mengatakan kepada
Samuel bahwa bukan Samuel yang mereka tolak tetapi Allah-lah yang mereka
tolak. Ini juga menjadi pelajaran bagi kita bahwa sekalipun atasan kita
tidak benar kalau kita demo agar dia diturunkan itu sama dengan demo menolak
Tuhan. Ini berarti anak Tuhan tidak boleh ikut demo menolak suatu kebijakan
pemerintah atau aturan pimpinan. Karena ketika kita ikut demo itu berarti
kita sedang menolak Tuhan yang telah menetapkan pemimpin kita.
Kalaupun ada pemimpin yang bukan dari Tuhan dan pemimpin yang tidak takut
akan Tuhan, maka Tuhan sendiri yang akan menghukumnya. Salah satu contoh
adalah pemberontakan Korah, Datan dan Abiram bersama 250 orang pemimpin yang
kenamaan dan hasil rapat yang demo kepada Musa dan Harun, mereka pada
akhirnya mati secara mengerikan bersama seluruh keluarga, rumah dan hartanya
turun hidup-hidup ke dunia orang mati (Bil 16:1-3, 31-33, 35).
Sebaliknya
Tuhan juga memakai Koresh raja
Negeri Persia, yang tidak mengenal Tuhan untuk maksud penyelamatan atau
pembebasan bangsa Israel bahkan untuk membangun rumah Tuhan di Yerusalem
(2Taw 36:22-23). Oleh karena itu siapapun pemimpinmu tunduklah kepadanya oleh karena Firman
Tuhan. Sehingga ketundukan kitapun tidak pura-pura.
Keempat, soal makan dan minum.
Makan atau tidak makan, puasa juga untuk Tuhan. Dan kerajaan Allah bukanlah
soal makanan dan minuman (Rom 14:17).
Roma 14:20-21
(TB) Janganlah engkau
merusakkan pekerjaan Allah oleh karena makanan! Segala sesuatu adalah
suci, tetapi celakalah orang, jika oleh makanannya orang lain
tersandung!
Baiklah engkau jangan makan daging atau minum anggur, atau sesuatu yang
menjadi batu sandungan untuk saudaramu.
Roma 14:6-9 Siapa yang berpegang pada
suatu hari yang tertentu, ia melakukannya untuk Tuhan. Dan siapa makan, ia
melakukannya untuk Tuhan, sebab ia mengucap syukur kepada Allah. Dan siapa
tidak makan, ia melakukannya untuk Tuhan, dan ia juga mengucap syukur
kepada Allah.
Sebab tidak ada seorang pun di antara
kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorang pun yang
mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita
mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik
Tuhan. Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia
menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang
hidup.
Kalau kita tidak mati dan hidup untuk Tuhan, itu sama dengan menolak
kematian dan kebangkitan Yesus untuk kita. Tetapi Paulus dengan tegas
mengatakan: bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.
Filipi 1:21-22 Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah
keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku
bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.
Kita tidak perlu memilih, biarlah Tuhan yang menentukan kita hidup atau
mati. Kalau kita masih hidup berarti waktunya kita untuk berbuah bagi Allah
(Rom 7:4) tapi kalau kita mati, itu adalah keuntungan. Amin
(SOS)